Kamis, 10 Mei 2012

PROBABILITAS GENETIKA


III. PRINSIP PENURUNAN (HEREDITAS)
Teori segregasi, probabilitas penggabungan satu dan dua gen
Genetika Mendel
  • Genetika adalah ilmu yang memiliki akar pada jaman nenek moyang
  • Mendel adalah penemu prinsip-prinsip genetika dengan eksperimen kacang polongnya
  • Penelitian atau eksperimen bidang genetika dimulai oleh pendeta bernama Gregor Mendel di sebuah taman di daerah Chekoslovakia sekarang
  • Mendel meneliti tanaman kacang polong dari 7 sifat kacang polong yang dapat dilihat atau mencolok, yaitu:
    • (1) warna bunga;
    • (2) posisi bunga;
    • (3) warna biji; (4) bentuk biji;
    • (5) bentuk polong;
    • (6) warna polong;
    • (7) panjang batang
  • Dalam penelitiannya, Mendel kadang membiarkan sendiri kacang polong membuahi secara alami atau mengawinkan secara buatan (sengaja)
  • Mendel menggunakan tanaman yang dia yakini varietas  yang benar, yaitu varietas yang dengan fertilisasi alami menghasilkan keturuan yang semuanya identik, sama dengan orang tuanya.
Pola-pola pewarisan konsep Mendel Perkawinan antar monohibrid (satu sifat atau trait) Gambar Interaksi antar pasangan gen menyebabkan efek yang secara fenotip tidak bisa dilihat. Contohnya, interaksi antar gen dominan dan resesif, yang muncul adalah sifat dominan Teori segregasi Mendel: pasangan gen berpisah (bersegregasi) selama gametogenesis dan kemudian pada waktu fertilisasi pasangan gen berpasangan kembali
  • Kromosom homolog membawa dua alel bagi tiap-tiap sifat yang diturunkan (trait)
  • homolog dominan ungu (PP)
  • heterozigot biji kisut dan bundar (Rr)
  • homozigot resesif hijau (yy)
Prinsip ketidaktergantungan “assortment” dapat dilacak dari penyilangan dihibrid Penyilangan dua hibrid: melacak dua sifat sekaligus yang diturunkan Bentuk biji bundar/kisut (R/r) Warna biji kuning/hijau Gambar Para ahli genetika menggunakan perkawinan silang untuk menguji genotip yang tidak diketahui Prinsip Mendel merefleksikan aturan probabilitas atau teori kemungkinan Prinsip-prinsip Mendel diterapkan untuk sifat penurunan pada manusia, contoh sifat yang diatur oleh gen dominan-resesif tunggal yaitu pada jari-jari, garis rambut (lurus dan lancip di depan), bercak pigmen di muka dan bentuk telinga (bebas atau melekat) Istilah dominan pada genetika tidak menunjukkan sifat normat atau tidak normal, tetapi sifat di mana sifat alel muncul baik pada kondisi homozigot dan atu heterozigote Hubungan genotip dan fenotip tidak semudah yang diduga. Sifat dominasi yang tidak lengkap, menghasilkan fenotip intermediate. Dengan demikian variasi lebih lanjut terjadi Beberapa gen memiliki alel lebih dari dua Sebuah gen bisa menghasilkan fenotif yang beragam, disebut pleinotropi. Contoh, penyakit sickle sel, dari gen yang mengkode sifat hemoglobin yang abnormal. Sebuah sifat dapat dihasilkan atau dipengaruhi beberapa gen, disebut penurunan poligenik. Contoh, sifat warna kulit (pigmentasi) manusia. Ada lagi faktor selain genetis yang mempengaruhi fenotip, yaitu efek lingkungan terhadap fenotip Dengan dasar pembelahan sel mitosis dan meiosis serta prinsip-prinsip pewarisan Mendel, menghasilkan konsep pokok biologi yang disebut teori pewarisan kromosom Teori kromosom: kromosom adalah tempat di mana gen berada dan tingkah laku kromosom selama meiosis dan fertilisasi menentukan pola pewarisan Gen-gen pada kromosom yang sama cenderung diturunkan bersama-sama Crossing over menghasilkan kombinasi alel baru Ahli genetika menggunakan dua hasil crossover untuk membuat peta gen Kromosom menentukan kelamin pada beberapa spesies Gen terpaut kelamin menghasilkan pada pewarisan yang unik. Contoh, warna mata pada lalat buah


1.1     Dasar Teori
Probabilitas adalah kemungkinan peristiwa yang diharapkan, artinya antara yang diharapkan itu dengan peristiwa yang mungkin terjadi terhadap suatu objek. Sebagai contoh kita dapat melemparkan mata uang, maka kemungkinan yang akan terjadi : uang dengan permukaan huruf (H) atau dengan permukaaan gambar uang (G). bila mata uang dilempar beberapa kali diharapkan hasil lemparan tersebut ½ nya H dan ½ G. Aplikasi dari probailitas ini dapat dihubungkan dengan pembastaran atau sifat tanda beda. Bila XY menghasilkan sel kelamin, ½ nya akan membentuk gamet yang mengandung X dan Y saja. (Ruyani, A. 2011).
Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal atau kejadian pada kondisi tertentu. Bila nilai peluang 0 berarti kejadian tak pernah atau mustahil terjadi, bila nilai peluang 1 maka kejadian tersebut dapat dikatakan selalu atau pasti terjadi. (Suryati, 2011).
Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai banyak peristiwa dimana kemungkinan/ kebolehjadian/ peluang/ probabilitas mengambil peranan penting. Beberapa contoh:
1.     Sebelum kita hendak berpergian, kita menengok dahulu ke udara, apakah kiranya akan turun hujan atau tidak, sehingga kita perlu membawa payung atau tidak.
2.     Seorang mahasiswa yang menanti pengumuman hasil ujian kemungkinan lulus ataukah tidak.
3.     Seorang ibu yang hendak melahirkan juga menghadapi kemungkinan apakah akan mendapat seorang anak laki-laki atau perempuan.
Masih banyak contoh lainnya semacam itu. Dalam ilmu genetika memisahnya gen-gen dari induk/ orang tua ke gamet-gamet pun tidak luput dari kemungkinan. Demikian pula bersatunya gamet-gamet yang membawa gen, menghadapi berbagai kemungkinan. (Suryo, 1990).
Berhubung dengan itu perlu dikenal beberapa hokum probabilitas yang diperlukan dalam ilmu genetika. Yaitu:
a.    Peluang atas terjadinya sesuatu yang dinginkan ialah sama dengan perbandingan antara sesuatu yang diinginkan itu terhadap keseluruhan yang ada.
Singkatnya: K(x) = 
Dengan  K = peluang
K(x) = beasrnya peluang untuk mendapat (x)
x = peristiwa yang diharapkan 
y = peristiwa yang tidak diharapkan
b.    Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih, yang masing-masing berdiri sendiri ialah sama dengan hasil perkalian dengan besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu.
Singkatnya: K(x+y) = K(x) x K(y)
c.    Peluang terjadinya dua peristiwa atau lebih yang saling mempengaruhi ialah sama dengan jumlah dari besarnya peluang untuk masing-masing peristiwa itu.
Singkatnya: K(x atau y) = K(x) + K(y)
            Untuk mencari peluang biasanya dapat ditempuh jalan yang lebih mudah, yaitu dengan menggunakan rumus binomium.
(a + b)n                 dengan, a dan b = kejadian/ peristiwa terpisah
n = banyaknya percobaan
            rumus binomium hanya dapat digunakan untuk menghitung peluang yang masih dalam rencana. Seringkali dalam melakukan percobaan kita tidak akan memperoleh hasil yang sesuai benar dengan yang kita harapkan. Agar supaya kita mantap bahwa hasil yang nampaknya “menyimpang” itu masih dapat kita anggap sesuai atau masih dapat kita pakai. (Suryo, 1990).
probabilitas ini dilakukan dengan melemparkan mata uang logam (koin). Praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami prinsip-prinsip probabilitas (teori kemungkinan) sekaligus membuktikan teori yang melandasi ilmu genetika ini. Probabilitas atau peluang adalah suatu nilai diantara 0 dan 1 yang menggambarkan besarnya kesempatan akan muncul suatu hal atau kejadian pada kondisi tertentu. Nilai probabilitas berkisar antara 0 sampai 1. 0 artinya tidak pernah terjadi dan 1 artinya selalu terjadi.
Percobaan pertama dilakukan dengan melemparkan sebuah koin sebanyak 30 kali. Sebuah koin memiliki 2 kemungkinan yaitu kemungkinan muncul angka dan kemungkinan muncul gambar. Jadi peluang untuk masing-masing kemungkinan itu adalah setengah ( ½ ). Berdasarkan data hasil praktikum diperoleh hasil untuk gambar muncul sebanyak 16 kali dan angka muncul sebanyak 14 kali dari total 30 kali pelemparan. Berdasarkan teori kemungkinan ( probabilitas ) dalam genetika maka dapat dihitung harapan peluang yang akan muncul dari masing-masing kejadian, yaitu untuk kemungkinan muncul angka dari 30 kali pelemparan berdasarkan teori seharusnya adalah ½ dikali 30 kali pelemparan. Jadi hasil kemungkinan / harapan muncul angka berdasarkan teori adalah sebanyak 15 kali dalam setiap 30 kali pelemparan satu koin. Dari hasil pengamatan (O) dan harapan (E) dapat dihitung besarnya penyimpangan (deviasi) yaitu dengan cara hasil pengamatan (Observasi) dikurangi harapan (Expected) sehingga besarnya penyimpangan peluang muncul gambar adalah 3.
Hasil pelemparan koin mata uang logam dengan kejadian muncul angka pada percobaan pertama ini adalah sebanyak 13 kali dengan total pelemparan sebanyak 30 kali. Harapan muncul angka berdasarkan teori adalah sebanyak 15 kali, yaitu diperoleh dari ½ ( kemungkinan muncul angka pada satu koin ) dikali dengan 30 kali pelemparan. Berdasarkan hasil tersebut dapat dihitung besarnya penyimpangan (deviasi) dari hasil pengamatan yaitu dengan cara menghitung selisih antara hasil pengamatan dan harapan. Dalam melakukan percobaan, seringkali kita memperoleh hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Disinilah fungsi nilai deviasi tadi. Supaya kita yakin bahwa hasil yang nampaknya menyimpang atau tidak sesuai dengan harapan itu masih dapat dianggap sesuai ( artinya masih dapat kita pakai) maka perlu dilakukan pengujian tes X2 (Chi-Square Test).
Percobaan kedua dilakukan dengan melemparkan tiga buah koin secara berbarengan sebanyak 40 kali. Banyaknya macam kejadian yang akan muncul adalah sebanyak empat kemungkinan, yaitu kemungkinan muncul ketiganya gambar, kemungkinan muncul dua gambar satu angka, kemungkinan muncul satu gambar dan dua angka, dan kemungkinan muncul ketiganya angka. Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh bahwa kejadian muncul ketiganya gambar adalah sebanyak 6 kali, kejadian muncul dua gambar dan satu angka adalah sebanyak 17 kali, kejadian muncul satu gambar dan dua angka adalah sebanyak 12 kali, dan kejadian muncul ketiganya angka adalah sebanyak 5 kali dari total pelemparan koin sebanyak 40 kali. Berdasarkan teori kemungkinan dalam genetika, maka harapan kejadian muncul ketiganya gambar adalah sebanyak lima kali, yang diperoleh dengan perhitungan peluang muncul ketiganya gambar yaitu ⅛ dikali banyaknya pelemparan. Harapan kejadian muncul dua gambar dan satu angka adalah sebanyak tujuh belas kali, diperoleh dari perhitungan peluang dengan menggunakan rumus yaitu ⅜ dikalikan banyaknya pelemparan. Hal yang sama juga dilakukan untuk menghitung harapan muncul satu gambar dan dua angka, serta harapan muncul ketiganya angka, sehingga diperoleh harapan muncul satu gambar dan dua angka adalah sebanyak dua belas kali dan harapan muncul ketiganya angka adalah sebanyak lima kali. Dari hasil pengamatan dan harapan tersebut kemudian dihitung besarnya deviasi atau penyimpangan, yaitu dengan menghitung selisih antara hasil pengamatan (Observasi) dengan Harapan (Expected).
Praktikum ketiga dilakukan dengan melemparkan empat buah koin secara berbarengan sebanyak 48 kali. Banyaknya macam kejadian yang akan muncul adalah sebanyak lima kemungkinan, yaitu kemungkinan muncul keempatnya gambar, kemungkinan muncul tiga gambar satu angka, kemungkinan muncul dua gambar dan dua angka, dan kemungkinan muncul satu gambar dan tiga angka, serta kemungkinan muncul keempatnya angka. Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh bahwa kejadian muncul keempatnya gambar adalah sebanyak 2 kali, kejadian muncul tiga gambar dan satu angka adalah sebanyak 10 kali, kejadian muncul dua gambar dan dua angka adalah sebanyak 20 kali, dan kejadian muncul satu gambar dan tiga angka adalah sebanyak 13 kali, dan kejadian muncul keempatnya angka adalah sebanyak 3 kali dari total pelemparan koin sebanyak 48 kali. Berdasarkan teori kemungkinan dalam genetika, maka harapan kejadian muncul dapat dihitung dengan menggunakan rumus segitiga pascal sehingga diperoleh hasil harapan muncul keempatnya gambar adalah sebanyak 2 kali, harapan kejadian muncul tiga gambar dan satu angka adalah sebanyak 9 kali, harapan muncul 2 gambar dan 2 angka adalah 17 kali, harapan muncul 1 gambar dan 3 angka adalah 14 kali, dan harapan muncul keempatnya angka adalah sebanyak 6 kali. Setelah diperoleh data hasil pengamatan (Observasi) dan Harapan (Expected) maka dapat dihitung besarnya deviasi (penyimpangan) kejadian dari teori (harapan) yaitu dengan menghitung selisih antara keduanya. Nilai deviasi ini kemudian dapat digunakan dalam tes X2 (Chi-Square Test) yang bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh masih sesuai dengan teori probabilitas atau tidak, apakah terjadi penyimpangan yang jauh dari teori atau tidak, dan apakah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dengan teori (harapan) berbeda nyata atau tidak. Para ahli statistic menetapkan bahwa penyimpangan (deviasi) dianggap besar apabila peluang < 0,05 berdasarkan tabel X2 (Chi-Square). 
 
telah dijelaskan dalam pembahasan tentang perkembangbiakan, semua keturunan hasil perkembangbiakan generatif mempunyai sifat yang bervariasi yang merupakan hasil dari campuran sifat kedua induknya. Misalnya, seorang ayah berambut lurus menikah dengan seorang ibu berambut keriting. Anak-anak mereka mungkin ada yang berambut lurus, berambut keriting, atau berambut ikal (antara lurus dan keriting). Rambut lurus dan rambut keriting disebut sifat beda.
Contoh sifat beda pada tumbuhan adalah batang tinggi, batang pendek, warna bunga merah, warna bunga putih, rasa buah manis, rasa buah asam, biji bulat, dan biji kisut (keriput). Sekarang sudah diketahui bahwa sifat beda ditentukan dan diwariskan oleh gen penentu sifat yang terletak di dalam kromosom. Istilah kromosom pertama kali diperkenalkan oleh W. Waldeyer. Kromosom berasal dari dua kata, yaitu chroma (warna) dan soma (badan). Istilah ini muncul karena bagian ini akan jelas terlihat di bawah mikroskop apabila diberi zat warna. Kromosom terletak di dalam nukleus (inti sel). Inti sel tubuh dan inti sel kelamin suatu organisme mempunyai jumlah yang berbeda. Kromosom yang terletak di dalam inti sel tubuh bersifat haploid (2n), sedangkan yang terletak di dalam inti sel kelamin (gamet) bersifat haploid (n). Jumlah kromosom pada sel tubuh manusia sebanyak 46 (23 pasang), sedangkan pada sel kelaminnya (sperma atau ovum) sebanyak 23. dalam setiap kromosom manusia terdapat ribuan gen.

macam-macam kromosom

Berdasarkan fungsinya, kromosom dibedakan menjadi kromosom tubuh dan kromosom kelamin.
Kromosom tubuh atau autosom adalah kromosom yang tidak menentukan jenis kelamin, berjumlah 2n-2. pada manusia jumlah autosom pada setiap sel tubuh sebanyak 44 (22 pasang). Kromosom kelamin (seks) atau gonosom adalah kromosom yang menentukan jenis kelamin, berjumlah sepasang. Kromosom kelamin pada wanita XX, sedangkan laki-laki XY.

Istilah – Istilah dalam Penurunan Kromosom.

  • Parental (P), yaitu induk (jantan dan betina) yang mengadakan perkawinan/persilangan. Parental disebut juga orang tua/tetua.
  • Filial (F), yaitu individu hasil persilangan, disebut juga keturunan/zuriat. Keturuanan pertama diberi simbol F1, keturunan kedua diberi simbol F2, dst.
  • Gen dominan, yaitu gen yang mampu menutupi sifat gen lain yang sealel.
  • Gen resesif, yaitu gen yang ditutupi oleh sifat gen lain yang sealel.
  • Gen intermediat/kodominan, yaitu gen yang tidak saling mengalahkan atau mempunyai pengaruh yang sama kuat.
  • Alel, yaitu gen-gen yang terletak pada kromosom homolog.
  • Fenotipe, yaitu sifat-sitat yang tampak dari luar, dapat dicium, dapat dirasakan, misalnya rambut lurus, batang tinggi, bunga merah. bau harum, dan rasa manis. Fenotipe merupakan perpaduan antara faktor genotipe dan faktor lingkungan.
  • Genotipe, yaitu sitat yang tidak tampak dari luar dan disimbolkan dengan huruf awal sifat-sifat yang diwakilinya. Sifat dominan disimbolkan dengan huruf besar. sedang sifat resesif disimbolkan dengan huruf kecil. Misalnya, batang tinggi dominan terhadap batang pendek. Gen batang tinggidisimbolkan dengan huruf T, sedangkan batang pendek djsimbolkan dengan huruf t. Sifat pada genotip disimbolkan dengan huruf yang ditulis rangkap. misalnya TT, Tt, atau tt.
  • Homozigot, yaitu pasangan gen yang mempunyai alel yang sama. misalnya AA atau mm.
  • Heterozigot, yaitu pasangan gen yang mempunyai alel yang berbeda. misalnya Aa atau Mm.
  • Hibrid, yaitu hasil persilangan atau hasil perkawinan antara dua individu yang mempunyai sifat beda. Persilangan dengan satu sitat beda disebut persilangan monohibrid, persilangan dengan dua sifat beda disebut persilangan dihibrid. persilangan dengan tiga silat beda disebut persilangan trihibrid, dan seterusnya.

Persilangan Monohibrid Dominan

Persilangan monohibrid adalah persilangan dua individu dengan satu sifat beda. Persilangan rnonohibrid dibedakan menjadi dua macam, yaitu persilangan monohibrid dominan dan monohibrid intermediat.
  • Persilangan Monohibrid Dominan
Persilangan monohibrid dominan adalah persilangan dua individu sejenis yang memerhatikan satu sifat beda dengan gen-gen yang dominan. Sifat dominan dapat dilihat secara mudah, yaitu sifat yang lebih banyak muncul pada keturunan dari pada sifat lainnya yang sealel. Persilangan monohibrid sudah diteliti oleh Mendel. Dari hasil penelitiannya dengan tanaman kacang kapri.
Jika tumbuhan berbatang tinggi disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbatang pendek menghasilkan F, tumbuhan berbatang tinggi, dikatakan bahwa batang tinggi merupakan sifat dominan, sedangkan batang pendek merupakan sifat resesif. Jadi, pada F, dihasilkan keturunan yang mempunyai sifat sama dengan sifat induk yang dominan. Rasio/perbandingan genotipe pada F2 = 1 : 2 : 1, sedangkan rasio fenotipenya = 3 : l.
  • Persilangan Monohibrid Intermediat
Persilangan monohibrid intermediat adalah persilangan antara dua individu sejenis yang memperhatikan satu sifat beda dengan gen-gen intermediat. Jika tumbuhan berbunga merah disilangkan dengan tumbuhan sejenis berbunga putih menghasilkan F, tumbuhan berbunga merah muda, dikatakan bahwa bunga merah bersifat intermediat. Dengan cara persilangan seperti pada persilangan monohibrid dominan di atas. dapat diketahui bahwa rasio genotipe dan fenotipe F, pada persilangan monohobrid intermediat sama, yaitu 1 :2 : l.

Persilangan Dihibrid

Persilangan dihibrid adalah persilangan antara dua individu sejenis yang melibatkan dua sifat beda, misalnya persilangan antara tanaman ercis berbiji bulat dan berwarna hijau dengan tanaman ercis berbiji kisut dan berwarna cokelat; padi berumur pendek dan berbulir sedikit dengan padi berumur panjang dan berbulir banyak. Mendel juga meneliti persilangan dihibrid pada kacang kapri. Mendel menyilangkan kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning dengan tanaman kacang kapri berbiji kisut dan berwarna hijau. Ternyata semua F1, nya berbiji bulat dan berwarna kuning. Berarti biji bulat dan warna kuning merupakan sifat dominan. Selanjutnya. semua tanaman F, dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata pada F2 dihasilkan 315 tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning. 108 tanaman berbiji bulat dan berwarna hijau. 106 tanaman berbiji kisut dan berwarna kuning, serta 32 tanaman berbiji kisut dan berwarna hijau. Hasil penelitiannya mengehasilkan hukum Mendel II atau hukum asortasi atau hukum pengelompokan gen seceru bebas. Hukum ini menyatakan bahwa gen-gen dari kedua induk akan mengumpul dalam zigot, tetapi kemudian akan memisah lagi ke dalam gamet-gantet secara bebas.

Pewarisan Sifat dan Bibit Unggul

Hukum Mendel dapat digunakan untuk menghasilkan tanaman atau ternak bibit unggul. Sifat-sifat unggul tanaman, antara lain adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap berbagai kondisi lingkungan, misalnya cuaca buruk dan kekeringan; tahan terhadap hama dan penyakit; lebih cepat menghasilkan: produktivitasnya tinggi dan rasanya enak; atau untuk tanaman menahun mempunyai masa produksi yang lebih lama. Sifat-sitat unggul hervan, antara lain tahan terhadap penyakit: hewan pedaging menghasilkan daging yang lebih banyak dan enak, unggas petelur menghasilkan telur yang lebih banyak; atau sapi menghasilkan susu yang lebih banyak. Untuk memperoleh bibit unggul, dapat dilakukan dengan seleksi dan hibridisasi. Kedua proses ini berkaitan erat. Sebelum dilakukan hibridisasi, dilakukan dulu proses seleksi. Seleksi adalah pemilihan sifat-sifat tanaman dan hewan yang sesuai dengan kehendak manusia. Misalnya, untuk menghasilkan bahan pangan, diseleksi tanaman dengan sifat-sifat produktivitas tinggi, rasanya enak, serta tahan hama dan penyakit. Untuk hewan diseleksi hewan-hewan penghasil daging, telur, dan susu yang tinggi. Seleksi yang dilakukan secara terus-menerus dan dalam waktu yang sangat lama akan mengakibatkan organisme dengan sifat unggul akan makin bertambah. Sebaliknya. organisme dengan sifat-sifat yang tidak dikehendaki akan makin berkurang atau bahkan punah. Hibridisasi/pembastaran/persilangan adalah mengawinkan dua individu sejenis yang berbeda sifatnya sehingga diperoleh keturunan dengan sifat-sifat unggul yang dimiliki kedua induknya. Misalnya, persilangan induk varietas padi yang produktivitasnya tinggi. Tetapi tidak tahan terhadap hama dan penyakit dengan induk varietas padi yang produktivitasnya rendah, tetapi tahan terhadap hama dan perryakit, diharapkan menghasilkan keturunan dengan sifat produktivitasnya tinggi dan tahan terhadap hama dan penyakit. Bibit unggul juga dapat diperoleh dengan menyilangkan tanaman liar dengan tanaman yang sudah dibudidayakan. Misalnya. Antara tomat liar dengan tomat komersial yang sudah dibudidayakan. Tomat liar berbuah kecil-kecil, tetapi memiliki keunggulan, yaitu kebal terhadap penyakit layu karena jamur Fusarium. Setelah kedua tomat tersebut disilangkan. dihasilkan tomat dengan ukuran buah seperti tomat komersial yang tahan terhadap penyakit layu karena jamur Fusarium.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar