Rabu, 23 Mei 2012

Budidaya Tanaman Kacang Tanah



      Kacang tanah (Arachis hypogeae L.) merupakan tanaman pangan yang mendapat prioritas kedua untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan pangan, bahan baku industri dan pakan ternak.
      Propinsi Banten mempunyai lahan kering pertanian dan perkebunan seluas 301.901 ha, namun yang baru dimanfaatkan untuk pertanaman kacang tanah dan jagung adalah 22.293 ha. Oleh karena itu, peluang pengembangan tanaman palawija di lahan kering masih terbuka untuk pemenuhan kebutuhan pangan. Tahun 1989 produktivitas kacang tanah di Provinsi Banten 1,25 ton/ha. Tahun 2003 nilai produktivitasnya mengalami penurunan menjadi 0,75 ton/ha.

SYARAT TUM,BUH
      Pertumbuhan tanaman kacang tanah dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, ketinggian tempat, penyinaran dan tekstur tanah. Tanaman kacang tanah membutuhkan suhu udara 23 – 26,5 0C, ketinggian tempat 0 –500 m dpl, curah hujan 800 – 1.300 mm/tahun, kelembaban udara 65 – 75 % dan tanah bertekstur pasir sampai lempung berdebu (tanah andosol, regosol dan latosol) dengan pH 6 – 7.

TEKNIK BUDIDAYA
Benih
• Benih yang digunakan berasal dari tanaman sehat, bebas hama dan penyakit, kualitas bijinya baik, mempunyai hasil tinggi dan berumur genjah.
• Varietas unggul kacang tanah yang telah dilepas oleh Badan Litbang pertanian adalah: Gajah, Kelinci, Zebra, Kidang, Rusa, Anoa, Tapir, Pelanduk, Kancil, dan Domba.
• Dari hasil kajian yang dilakukan di lahan petani seluas 1 ha di desa Bantarwaru Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, diperoleh hasil Kidang 2,3 ton/ha, Gajah 1,3 ton/ha, Anoa 0,3 ton/ha dan Lokal 0,54 ton/ha.

PENGOLAHAN TANAH DAN PERSIAPAN TANAM
• Tanah diolah dengan membersihkan lahan terlebih dahulu kemudian dibajak dan digaru sedalam 20 – 30 cm.
• Buat petakan dan saluran antar-petak (saluran drainase) dengan jarak 3-4 m. Lebar saluran 25-30 cm, tinggi saluran petakan 20-30 cm.
• Buat bedengan dengan jarak tanam 40 x 10 cm.

PENANAMAN
• Benih ditanam pada lubang dengan kedalaman 3-5 cm dengan cara tugal, 1 benih/lubang.
• Jumlah benih yang dibutuhkan sekitar 80 kg biji/ha.

PEMUPUKAN
• Dosis pupuk rekomendasi adalah: Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha, KCl 50 kg/ha dan pupuk organik 2 ton/ha.
• Pupuk organik diberikan pada saat tanam sebagai penutup lubang tanam.
• Pemupukan pertama diberikan secara larikan pada saat tanaman berumur 7-10 hari (Urea dengan dosis 40 kg/ha, Sp-36 75 kg/ha dan KCl 50 kg/ha).
• Pada saat tanaman berumur 30 hari, diberikan pupuk susulan Urea 35 kg/ha.

PENYIANGAN
• Penyiangan dilakukan minimal 2 kali selama pertumbuhan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam (HST) dan umur 40 HST.
• Saat penyiangan kedua tanah digemburkan dan ditimbun dekat pangkal batang tanaman agar bakal buah mudah menembus tanah sehingga pertumbuhannya optimal.

PENGAIRAN
• Tanaman kacang tanah tidak menghendaki tanah yang tegenang.
• Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hingga tanah cukup basah.

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
• Pengendalian hama dan penyakit menggunakan prinsip pengendalian hama terpadu (PHT).
• Jenis hama yang menyerang pada tanaman kacang tanah adalah :
1. Uret Gejala: memakan akar, batang bagian bawah dan polong. Akhirnya tanaman layu dan mati. Pengendalian: olah tanah dengan baik, penggunaan pupuk kandang yang sudah matang, menanam serempak, penyiangan intensif, jika tanaman terlanjur mati segera dicabut dan uret dimusnahkan.
2. Ulat Penggulung Daun Gejala: daun terlipat menguning, akhirnya mengering. Pengendalian: penyemprotan menggunakan Pestona.
3. Ulat Grayak (Spodoptera litura) Ulat memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Pengendalian: bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman, penyemprotan menggunakan Natural Vitura.
4. Ulat Jengkal (Plusia sp) Ulat menyerang daun kacang tanah. Pengendalian:penyemprotan menggunakan Pestona.
5. Kumbang Daun Gejala: daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Pengendalian: penanaman serentak; penyemprotan menggunakan Pestona.
6. Wereng Empoasca Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca. Hama ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan Azodrin, Karphos atau lnsektisida yang tersedia.
7. Hama lainnya adalah Aphis dan tungau yang menjadi vektor (pembawa) virus.

• Penyakit yang sering menyerang kacang tanah :
1. Layu Bakteri (Xanthomonas solanacearum ) Gejala : saat matahari terik tanaman terkulai seperti disiram air panas, dan langsung mati. Bila dipotong tampak noda coklat pada bagian pembuluh kayu dan bila dipijit keluar lendir kekuningan. Akar tanaman membusuk. Pengendalian dengan pergiliran tanaman dan penggunaan varietas tahan.
2. Bercak Daun (Cercospora personata) disebabkan oleh jamur. Gejala : terdapat bercak pada permukaan daun sebelah atas berwarna coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari Conidiospora. Serangan muncul biasanya pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari Pengendalian: Anthracol atau Daconil
3. Penyakit Selerotium Disebabkan oleh jamur Selerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembab. Gejala : terdapat bercak hitam pada pangkal batang dan tanaman yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian : tanaman yang terserang dicabut dan dibakar, memperbaiki saluran drainase agar air tidak tergenang.
4. Penyakit Karat (Uromyces arachidae) Gejala: pada daun terdapat bercak-bercak coklat muda sampai coklat (warna karat). Daun gugur sebelum waktunya. Pengendalian:, menanam varitas yang tahan, tanaman yang terserang dicabut dan dibakar.
5. Penyakit sapu setan Penyebab: Mycoplasma (sejenis virus). Diduga ditularkan serangga sejenis Aphis. Gejala: bunga berwarna hijau tua, daun-daun kecil, ruas-ruas batang dan cabang menjadi pendek. Pengendalian: tanaman yang terserang dicabut, dibuang dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan, menanam tanaman yang tahan, menanggulangi vektornya dengan menggunakan Pestona atau Natural BVR

PANEN
• Panen dilakukan pada umur 100 -110 hari yang ditandai dengan : sebagian daun telah rontok, kulit polong mengeras dan berwarna kehitaman, polong berisi penuh, kulit biji mengkilat dan tidak berair, jika ditekan pada ujung polong mudah pecah.
• Selain polong kering, hasil lain yang dapat dimanfaatkan dalam usahatani kacang tanah adalah brangkasan. Bobot brangkasan basah yang diperoleh berkisar 8,4-9,1 ton/ha atau 2,5-2,7 ton/ha brangkasan kering.


Beberapa hama dan penyakit yang dapat menyerang kacang tanah adalah
Penyakit layu
Penyakit layu disebabkan oleh bakteri Xanthomonas Solanacearum. Pada siang hari waktu sinar matahari terik tanaman sekonyong-konyong terkulai seperti disimm air panas, tanaman langsung mati. Cara pengendalian dengan pergiliran tanaman, penyemprotan Streptomycin atau Agrimycin, 1 ha membutuhkan 0,5-1 liter. Agrimycin dalam kelarutan 200-400 liter/ha.
sumber : wikipedia
Penyakit bercak daun
Penyakit Bercak daun disebabkan oleh fungus Cercospora personata. Bercak yang ditimbulkan pada daun sebelah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari konidiospora. Cendawan ini timbul pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari. Cendawan ini dapat dikendalikan dengan Antmkol atau Dakonil,penyemprotan dilakukan pada tanaman selesai berbunga, dengan interval penyemprotan 1 minggu atau 10 hari sekali.[4]
Penyakit Sclerotium
Penyakit ini disebabkan oleh Sclerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembab. Cendawan menyerang pada pangkal batang, bagian dari tanaman yang lunak, menimbulkan bercak-bercak hitam. Tanaman yang terserang akan layu dan mati. Pengendalian : dengan memperbaiki pengairan, agar air pengairan dapat mengalir.
Penyakit karat
Penyakit ini disebabkan oleh Uromyces arachidae, menyerang tanaman yang masih muda menyebabkan daun berbintik-bintik coklat daun menjadi mengering. Pengendaliannya dengan menanam varietas yang tahan.
Kontaminasi aflatoksin
Kacang tanah yang mengalami kontaminasi oleh kapang Aspergillus flavus dapat menghasilkan aflatoksin.[5] Aflatoksin, terutama B1 diketahui sangat karsinogenik, toksik, hepatotoksin, dan mutagenik pada manusia, mamalia, dan unggas.[5] Pada kacang tanah, B1 ditemukan pada polong segar, polong, kering, biji, dan produk olahan.[5] Untuk mencegah infeksi dapat dilakukan dengan perbaikan budidaya, terutama pengairan pada periode kritis, pengeringan pasca panen, pemenuhan kebutuhan gizi, dan pengendalian penyakit daun.[5]
Hama Empoasca.
Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca. Hama ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara pengendaliannya dengan insektisida yang tersedia.
Hama Uret.
Hama yang memakan akar, batang bagian bawah dan polong akhirnya tanaman layu dan mati. Cara pengendaliannya dengan menanam serempak, penyiangan intensif, tanaman terserang dicabut dan uret dimusnahkan.
Hama Ulat berwarna
Hama yang merusak daun menjadi terlipat menguning, akhirnya mengering. Cara pengendalian dengan penyemprotan insektisida Azodrin 15 W5C, Sevin 85 S atau Sevin 5 D.
Hama Ulat grapyak
Hama yang memakan epidermis daun dan tulang secara berkelompok. Cara pengendaliannya (1) bersihkan gulma, menanam serentak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate L, Azodrin 15 W5C.
Hama Ulat jengkal
Hama yang menyerang daun kacang tanah.Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida Basudin 60 EC Azodrin 15 W5C, Lannate L Sevin 85 S.
Hama Sikada
Hama yang menghisap cairan daun. Cara pengendaliannya (1) penanaman serempak, pergiliran tanaman; (2) penyemprotan insektisida lannate 25 WP, Lebaycid 500 EC, Sevin 5D, Sevin 85 S, Supraciden 40 EC.
Hama Kumbang daun
Hama yang memakan daun tampak berlubang, daun tinggal tulang, juga makan pucuk bunga. Cara pengendaliannya (1) penanaman serentak; (2) penyemprotan Agnotion 50 EC, Azodrin 15 W5C, Diazeno 60 EC
sumber : wikipedia
Kerajaan: Plantae
Divisi: Tracheophyta
Upadivisi: Angiospermae
Kelas: Magnoliophyta
Ordo: Leguminales
Famili: Papilionaceae
Upafamili: Faboideae
Bangsa: Aeschynomeneae
Genus: Arachis
Spesies: Arachis hypogeae L.
Morfologi Tanaman
Daun
            Kacang tanah berdaun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak daun ini bertugas mendapatkan cahaya matahari sebanyak-banyaknya.
            Daun mulai gugur pada akhir masa pertumbuhan dan dimulai dari bagian bawah. Selain berhubungan dengan umur, gugur daun ada hubungannya dengan faktor penyakit.
Bunga
            Kacang tanah mulai berbunga kira-kira pada umur 45 minggu. Bunga keluar dari ketiak daun. Bentuk bunganya sangat aneh. Setiap bunga seolah-olah bertangkai panjang berwarna putih. Ini sebenarnya bukan tangkai bunga melainkan tabung kelopak. Mahkota bunganya (corolla) kuning. Bendera dari mahkota bunganya bergaris-garis merah pada pangkalnya. Umur bunganya hanya satu hari, mekar di pagi hari dan layu pada sore hari.
            Bunga kacang tanah dapat melakukan penyerbukan sendiri. Penyerbukannya terjadi sebelum bunganya mekar. Sepanjang malam tabung kelopak tumbuh memanjang dan sebelum mencapai panjang maksimum, 7 cm, biasanya penyerbukan telah terjadi. Beberapa jam kemudian barulah terjadi pembuahan. Penyerbukan yang dilakukan oleh alam dapat terjadi, tetapi dalam jumlah yang sangat kecil, kira-kira 0,5%.
Buah
            Kacang tanah berbuah polong. Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, bakal buah tumbuh memanjang. Inilah yang disebut ginofora yang nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-mula ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas. Setelah tumbuh, ginofora tersebut mengarah ke bawah dan selanjutnya masuk kedalam tanah. Pada waktu ginofora menembus tanah, peranan hujan sangat membantu. Setelah terbentuk polong, pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang ginofora dapat mencapai 18 cm. Ginofora yang terbentuk di cabang bagian atas tidak masuk kedalam tanah sehingga tidak akan membentuk polong.
Biji
            Warna biji kacang tanah bermacam-macam : ada yang putih, merah, ungu, dan kesumba. Kacang tanah yang paling baik adalah yang berwarna kesumba.
Akar
            Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar yang permanen/ tetap. Bila menjadi akar tetap, maka akan berfungsi kembali sebagai penyerap makanan. Kadang-kadang polongnya mempunyai alat pengisap seperti bulu akar yang dapat menyerap makanan.
            Pada varietas yang bertipe menjalar terdapat juga perakaran yang disebut akar adventif yang terdapat pada buku-buku cabang yang menjalar menyentuh tanah. Dengan adanya akar ini, daerah penyerapan unsur hara akan lebih luas karena akar adventif ini pun berfungsi sebagai alat pengisap/ penyerap.
Syarat Tumbuh
Iklim
            Kacang tanah dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian 05-50 m di atas permukaan laut. Tanaman ini tidak terlalu memilih tanah yang khusus. Dibandingkan dengan kedelai, kacang tanah memerlukan iklim yang lebih lembab. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti tanah, temperatur, sinar matahari, hujan, kecepatan angin, dan faktor-faktor iklim lainnya. Didaerah yang memiliki musim kemarau panjang (kurang curah hujannya), kacang tanah memerlukan pengairan, terutama pada fase perkecambahan, pembuahan, dan pengisian polong. Di daerah yang curah hujannya tinggi, penyerapan zat hara dari dalam tanah, panen, pengolahan hasil, dan serangan cendawan merupakan masalah (Kartasapoetra, 1988).
Tanah
            Tanah merupakan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi penampilan tanaman. Bila tanah salah digunakannya, tanaman jadi kurang produktif ; bila ditangani secara berhati-hati dengan memperhatikan tabiat fisik dan biologinya, akan terus-menerus menghasilkan tanaman dalam beberapa generasi yang tidak terhitung.
           
            Dalam mendukung kehidupan tanaman, terdapat 3 fungsi tanah yang primer :
1. Memberikan unsur-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan.
2. Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoar.
3. Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak.
            Kacang tanah dapat tumbuh diberbagai macam tanah. Yang penting tanah itu dapat menyerap air dengan baik dan mengalirkannya kembali dengan lancar. Struktur tanah yang remah dari tanah lapisan atas dapat mempersubur pertumbuhan dan mempermudah pembentukan polong.Kacang tanah tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan (loamy sand, sandy, atau clay) yang cuku mengandung unsur hara (Ca,N,P, dan K). Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar perkembangan perakarannya berjalan baik, ginoforanya mudah masuk kedalam tanah untuk membentuk polong, dan permanennya mudah (tidak banyak polong yang hilang atau tertinggal di dalam tanah). Sebaiknya pH tanahnya antara 5,0-6,3. Pada tanah yang sangat asam efisiensi bakteri dalam mengikat N dari udara akan berkurang. Sedangkan pada tanah yang terlalu basa, unsur haranya kurang tersedia.Pada tanah yang mempunyai derajat keasaman rendah (pH di bawah 6,0), pengapuran dapat memperbaiki pertumbuhan dan meningkatkan hasil. Apabila keadaan tanahnya terlalu asam, perlu dilakukan pengapuran dengan 23 ton kapur/ ha. Pengapuran dilakukan 12 bulan sebelum tanam.Pada tanah tandus, sebaiknya ditanami Crotalaria sp terlebih dahulu sebelum ditanami kacang tanah. Setelah itu tanaman Crotalaria sp dibenamkan ke dalam tanah atau diberi humus dari tempat lain.Dalam mengusahakan kacang tanah, lahan dengan topografi datar lebih baik daripada lahan bergelombang atau miring. Pada lahan yang baru pertama kali ditanami kacang-kacangan, termasuk kacang tanah, umumnya tidak menghasilkan polong yang sempurna bila tanpa diawali dengan inokulasi Rhizobium. Dari India dikabarkan bahwa hasil kacang tanah bertambah kurang lebih 83 % pada petak percobaan dengan inokulasi Rhizobium. Di Amerika strain Rhizobium yang dipakai adalah strain EL. Tidak seperti kacang-kacangan lain, polong kacang tanah tumbuh dan berkembang di dalam tanah dan berasal dari ginofora yang terletak pada pangkal bunga setelah terjadinya pembuahan. Oleh karena itu, tanah harus gembur agar ginofora mudah masuk ke dalam tanah. Pengolahan tanah pada umumnya bertujuan untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan pengisapan zat hara oleh tanaman dapat berlangsung dengan baik. Pengolahan tanah tersebut biasanya dilakukan dengan cangkul, bajak, atau traktor sampai kedalaman 20-30 cm dari permukaan tanah. Apabila lahan yang akan ditanami tidak ditumbuhi rerumputan liar, pengolahan tanah tidak perlu terlalu dalam. Pengolahan tanah menggunakan bajak sebaiknya diulang dua kali, kemudian diteruskan dengan penggarukan agar bongkahan tanah menjadi remah. Bongkahan-bongkahan tanah dapat mempersulit penanaman dan pertumbuhan biji. Pada tanah berat, kacang tanah dapat tumbuh baik asalkan struktur dan drainase tanahnya baik. Pada tanah dimana air suka meresap, perlu dibuat saluran air untuk mengatur drainase.
Biologis Bercak Kacang Tanah (Cercospora arcidicola)
Penyakit yang disebabkan oleh jamur pada kacang tanah adalah Cercosporodium personatum dan Cercospora aracidicola. Meskipun jarang ditemukan di sini, jamur diketahui dapat membentuk peritesium. Menurut Dahlan dan Rahma (1985) di Sumatera Barat stadium sempurna dibentuk pada musim hujan yang sangat lembab. Jamur membentuk askostroma pada kedua permukaan daun, meskipun lebih banyaj=k pada permukaan bawah. Daun membentuk stoma yang padat, garis tengahnya sampai 130 milimikron. Konidiofor untuk dalam jumlah besar pada bercak, membentuk rumpun yang rapat, kadang-kadang pada ligkaran-lingkaran sepusat.Berkas tempat letaknya konidium tampak jelas, menebal dan menonjol, dengan lebar 2-3 milimikron. Konidium coklat, hijau, kebanyakan mempunyai warna yang samadengan konidiofornya, seperti tabung atau seperti gadah terbalik,biasanya lurus aau agak lengkung, jika diperhatikan dindingnya agak kasar, ujungnya membulat, pangkalnya meruncing pendek dengan hilum yang jelas, bersekat 1-9 biasanya 3-4, tidak menyempit pada sekat. Cercospora aracidicola tidak memiliki jumlah yang banyak terdapat dan lebih tidak merugikan dibandingkan dengan Cercosporidium personatum. Cercospora aracidicola Hori dahulu di sebut dengan C. Arachidis Henn. Var. Macrospora. Stadium sempurnanya adalah Mycosphaerella aracidicola. Deighton. Jamur membentuk konidium pada kedua sisi daun, meskipun lebih banyak pada sisi atas. Konidium jamur terebut mengakibatkan penyakit bercak daun di pencarkan oleh angin dan serangga, meskipun angin memegang peranan penting yang jauh lebih besar dibanding dengan faktor-faktor lainnya. Cercospora aracidicola butuh waktu 23 hari untuk intensitas penyakit agar dapat meningkat 10 kali. Diudara konidium jamur tersebut paling banyak pada tengah hari
Pengendalian bercak kacang tanah ( Cercospora aracidicola)
Penanaman jenis kacang tanah yang tahan antara lain Anoa, Rusa, Kelinci.
Jamur penyebab bercak dun dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman sakit. Penyakit dapat dikurangi dengan mengadakan pergiliran tanaman yang tepat. Selain itu karena petani mnanam kacang tanah secara tidak bersamaan, pertanaman tua selalu menjadi sumber infeksi bagi pertanaman muda di dekatnya. Sebelum menanam,tanaman kacang tanah yang tumbuh liar di sekitarnya harus dicabuti.
Penyakit dibantu oleh kelaparan (defisiensi) hara mineral tertentu sepeti magnesium. Oleh karena kelaparan ini harus dibatasi dengan pemupukan dan penyemprotan.
Bercak daun dapat dikendalikan dengan penyeprotan berbagai macam fungisida yang umum. Namun karena rendahnya nilai kacang tanah, peningkatan produksi yang diperoleh sering tidak dapat mengimbangi biaya pengendalian.
Penyemprotan dengan fungisida yang mengandung tembaga dapat mengakibatkan hasil tanaman menjadi meningkat. Untuk keperluan ini dapat dipakai bubur bordeaux 1% atau Peronox 0,5 % yang disemprotkan dua minggu sekali, dimulai sebelum tampaknya gejala yang pertama. Pengobatan tampak jelas mengurangi bercak daun dan mengakibatkan berkurangnya daun yang rontok. Pertanaman tampak rapat dan produksi hijauan dapat bertambah 800 kg/ha. Tanaman dapat tiga minggu lebih lama daripada yang tidak diobati, sehingga produksi meningkat. Jumlah polong pertanaman akan meningkat. Berat polong juga akan meningkat terutamakarena meningkatnya ukuran biji.

1 komentar:

  1. Produk kami mencakup terpal plastik siap pakai, terpaulin, cover truk, cover kapal, cover mesin, tenda cafe, tenda kerucut / tenda sarnavil, tenda peleton / tenda penampungan, tenda lipat, jaring anggrek, polynet, waring, tambang PE / PP, plastik cor, kantung jenazah,tambang,terpal rollan dsb-nya.

    Untuk informasi
    Bisa email ke tommyindoterpal@gmail.com
    Mobile:0813-8061-3685

    BalasHapus