Jagung merupakan tanaman semusim
(annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama
dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,
ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari
permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas
dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak memiliki
kemampuan ini.
Bunga betina jagung berupa
"tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Jagung termasuk tanaman bijinya
berkeping tunggal monokotil, jagung tergolong berakar serabut yang dapat mencapai
kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman
yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah
yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna.
Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu
tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stoma pada
daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma
dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting
dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi
oleh sepasang glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak
tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan
beraroma khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku,
di antara batang dan pelepah daun.
Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya
(protandri).
ciri-ciri:
- panjang
- berisi
- ada buahya
Klasifikasi ilmiah
- Kerajaan: Plantae
- (tidak termasuk) Monocots
- (tidak termasuk) Commelinids
- Ordo: Poales
- Famili: Poaceae
- Genus: Zea
- Spesies: Z. mays
- Nama: binomial
Zea mays ssp. maysL.
Jagung (Zea mays L.)merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting,
selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan
Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara)
juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber
karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun
tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal
dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari
tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang
dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa
genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.
Jagung merupakan tanaman semusim
(annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama
dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,
ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari
permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa
varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak
memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang
terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung
sebenarnya adalah tangkai putik.
Akar jagung tergolong akar serabut
yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2
m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku
batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah
terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum.
Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk
roset. Batang beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku.
Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak mengandung lignin.
Daun jagung adalah daun sempurna.
Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun
sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.
Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae.
Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini
berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun.
Jagung memiliki bunga jantan dan
bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap
kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut
floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang glumae (tunggal: gluma).
Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga
(inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina
tersusun dalam tongkol. Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah
daun.
Pada umumnya, satu tanaman hanya
dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga
betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol
produktif, dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung cenderung
siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya
(protandri).
ciri-ciri:
- panjang
- berisi
- ada buhya
Kandungan
gizi
Biji jagung kaya akan karbohidrat.
Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai
80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya
berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau
seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh
pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan
pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi
mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.[2].
Kandungan gizi Jagung per 100 gram
bahan adalah:[3]
- Kalori : 355 Kalori
- Protein : 9,2 gr
- Lemak : 3,9 gr
- Karbohidrat : 73,7 gr
- Kalsium : 10 mg
- Fosfor : 256 mg
- Ferrum : 2,4 mg
- Vitamin A : 510 SI
- Vitamin B1 : 0,38 mg
- Air : 12 gr
Dan bagian yang dapat dimakan
90 %. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat
yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Jagung
merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80-150 hari.
Pemanfaatan
Selain sebagai bahan pangan dan
bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi
alternatif.[4] Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer
sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di
Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing
komputer yang siap dipasarkan. [5] [sunting] Produksi jagung dan perdagangan
dunia
Fisiologi dan Klasifikasi Jagung. Syarat
Tumbuh Jagung yaitu :
Umumnya tanaman jagung (Zea mays L)
memiliki daya adaptasi yang baik di derah tropis seperti di Indonesia. Tanman
ini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didataran rendah sampai dataran
tinggi (pengunungan) yang berketinggian 1800 mdpl (Rukmana, 1997).
Untuk iklim yang mempengaruhi pertumbuhan tanman
jagung (Zea mays L) antara lain adalah curah hujan > 1200 mm (S1),
suhu 20 – > 26 oC dan penyinaran. Intensitas cahaya matahari
merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman jagung selama
pertumbuhannya harus mendapat cahaya matahari yang cukup. Tanaman yang
ternaungi pertumbuhannya terhambat dan memberikan hasil yang kurang baik (
Sotoro dkk, 1998).
Penanaman jagung (Zea mays L) umunya
dilakukan dilahan kering (tegalan) danlahan basa (sawah). Tanaman jagung di
lahan kering umumnya dikaitkan dengan pola tanam yang sesuai pada derah
setempat. Sementara peneneman jagung di lahan sawah umumnya dilakukan pad
musim kemrau setelah panen tanaman padi. Tanaman jagung mempunyai daya adaptasi
yang baik terhadap berbagai jenis tanah (Rukmana, 1997).
Tanah sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus
mempunyai kandungan hara yang cukup. Tersedianya air dan zat makanan di dalam
tanah sangat menujang proses pertumbuhan tanaman hingga produksi. Kemasaman
tanah yang cocok adalah pada pH tanah 6,0 – 7,0 (S1) dengan salinitas < 2
mmhos/cm (Djaenuddin, 1994).
Syarat
iklim
* Tanaman jagung tumbuh di tanah tropic dan sub tropik
* Tanaman jagung dapat beradaptasi luas terhadap lingkungan tumbuh
* Ketinggian tempat antara 0-1300 m dpl
* Suhu udara 13 -38 derajat celcius
* Selama pertumbuhan, jagung membutuhkan suhu optimum 23-27 derajat celcius (suhu bukan masalah bagi perkembangan jagung)
* Curah hujan optimum adalah 100 mm-125 mm per bulan
* Untuk pertumbuhan dan produksi jagung memerlukan penyinaran matahari penuh
Syarat
tanah
Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu,
atau lempung berpasir dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainase baik,
serta endap air. Keadaan tanah ini dapat memacu pertumbuhan dan produksi jagung
bila tanahnya subur, gembur dan kaya bahan organik. Tanah yang kekurangan air
dapat menimbulkan penurunan produksi jagung hingga 15%.
Tanaman jagung tahan terhadap pH tanah 5,5 sedangkan pH tanah yang paling baik adalah 6,8. Dari hasil penelitian bahwa reaksi tanah pH 6,8 dapat menimbulkan hasil yang tinggi. Pada tanah dengan pH 7,5 dan pH tanah di bawah 5,7 pada jagung cendrung menurun.
Jenis tanah di Indonesia dengan jenis tanah podsolik merah kuning (PMK) yang mempunyai pH tanah rata-rata rendah (masam) untuk penanaman jagung perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
Tanaman jagung tahan terhadap pH tanah 5,5 sedangkan pH tanah yang paling baik adalah 6,8. Dari hasil penelitian bahwa reaksi tanah pH 6,8 dapat menimbulkan hasil yang tinggi. Pada tanah dengan pH 7,5 dan pH tanah di bawah 5,7 pada jagung cendrung menurun.
Jenis tanah di Indonesia dengan jenis tanah podsolik merah kuning (PMK) yang mempunyai pH tanah rata-rata rendah (masam) untuk penanaman jagung perlu dilakukan pengapuran terlebih dahulu.
Unsur
Hara Fosfor
Tanaman
lebih banyak menyerap H2PO-4 dibandingkan HPO=4
dan PO43-. Kesetimbangan ion-ion ini dalam larutan tanah
dikendalikan oleh pH tanah. Serapan fosfat terbesar terjadi pada kisaran pH
4,0-8,0 dan di atas atau dibawah nilai ini akan menyusut. Pada kisaran pH itu
larutan tanah lebih banyak mengandung ion-ion fosfat (Mas’ud, 1992).
Secara
umum fungsi dari fosfor dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :
- dapat mempercepat pertumbuhan akar semai
- dapat mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa pada umurnya.
- dapat mempercepat pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah.
(Sutedjo,
2002).
Secara
umum fungsi dari fosfor dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut dapat
mempercepat pertumbuhan akar semai, dapat mempercepat serta memperkuat
pertumbuhan tanaman muda menjadi dewasa pada umumnya, dan mempercepat
pembungaan dan pemasakan buah, biji atau gabah (Sutedjo, 2002)