PENYIAPAN
LAHAN
Lahan
sawah
a. Tanpa
pengolahan tanah
* Di lahan
sawah, penanaman kedelai setelah panen padi dapat dilakukan
tanpa pengolahan
tanah.
* Tanah cukup
lembab. Usahakan begitu padi dipanen, segera tanam atau
paling lambat
jangan melebihi 3 (tiga) hari setelah padi di panen.
PEMILIHAN
LAHAN
Pemilihan lahan
untuk penangkaran benih kedelai, hendaknya disesuaikan
dengan masa
tanam di masing-masing lokasi penanaman (Agroekologi spesifik), yaitu:
* Lahan tegalan
awal musim hujan (MH I)
* Lahan tegalan akhir
musim hujan (MH II)
* Lahan sawah
awal musim kemarau (MK I)
* Lahan sawah
akhir musim kemarau (MK II)
Mengingat mutu
benih kedelai yang dihasilkan dari penanaman awal musim hujan
biasanya kurang
baik, disarankan menanam kedelai untuk pembenihan dilaksanakan
pads saat akhir
musim hujan di lahan tegal (MH II) atau menjelang musim kemarau di
lahan sawah (MK
I dan MK II).
Pemilihan lahan
juga harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
* Tanahnya cukup
subur/gemuk, dengan tingkat kesuburan sedang sampai baik.
* Pengairan
cukup dan atau dibuat saluran-saluran drainase yang baik.
* Mudah/terdapat
sarana angkutan.
* Tanah untuk
pertanaman benih hendaknya bukan bekas tanaman kedelai
sebelumnya agar
percampuran varietas dapat dihindarkan.
* Sebaiknya
pemilihan lahan tersebut, sudah sesuai dengan persyaratan sertifikasi
benih untuk
menjamin kelulusan lapang oleh BPSB (Balai Pengawasan dan
Sertifikasi
Benih).
* Lahan bersih
dari gulma dan jerami dibabat (dipotong) sampai dekat ke
permukaan tanah
* Buat petakan
dengan lebar petak 2-3 meter, dan jarak saluran antar-petak 25-30
cm dengan
kedalaman 25-30 cm. Panjang petakan tergantung dari luas panjang
petakan (Gambar
1).
b.
Dengan pengolahan tanah
* Apabila tanah
kering (jangka lama sejak padi dipanen ), sebaiknya
dilakukan
pengolahan tanah sempurna (2 x bajak, 1 x perataan)
* Sebelum tanah
diolah sempurna, dibuat petakan dengan ukuran 2-3
meter dan
panjang 10-15 meter. Jarak antar-petak dan kedalaman
saluran 25-30
cm.
Lahan
Tegalan
* Di lahan
tegalan / kering, penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pengolahan
tanah terlebih
dahulu
* Tanah diolah
dengan bajak 2x dan perataan
* Membuat
petakan atau bedengan dengan lebar petak 2-3 m, dan panjang petak
10-15 m.
* Membuat
saluran antar-petak dengan lebar dan kedalaman saluran 25-30 cm.
* Inokulasi
pupuk Mikroba (PMMG)
- 3 g/kg benih
(1 bungkus PMMG untuk 8-10 kg/benih
- Basahi benih
dengan air bersih sebelum PMMG dicampur pada benih
- Pencampuran
benih dengan PMMG dilakukan secara bertahap (setiap
bungkus 8-10 kg
benih) agar benih yang telah diinokulasi segera habis
tertanam.
- Lubang tanam
ditutup segera setelah tanam agar tidak terkena sinar
matahari dan
tidak boleh menggunakan fungisida.
- Prioritas
penggunaan PMMG pada areal bukaan baru dan areal kedelai
yang belum
terjadi pembintilan (modul) efektif.
POLA
TANAM
Lahan
Sawah
a. Masa Tanam
* (MK 1, awal
musim kemarau)
* (MK 11, akhir
musim kemarau)
b. Pola tanam
Di lahan sawah,
musim tanam kedelai mengikuti pola rotasi berikut:
* Padi - Padi -
Kedelai
* Padi - Kedelai
- Kedelai
* Padi - Jagung
- Kedelai
* Padi - Kacang
tanah - Kedelai
Lahan
Tegalan
a. Masa tanam
* Sebaiknya
menanam kedelai , pembenihan dilakukan pada akhir musim
hujan (MH 11 ).
b. Pola tanam
* Jagung/Kacang
tanah - Kedelai
* Padi gogo -
Kedelai
* Kacang tanah -
Kedelai
TANAM
DAN JARAK TANAM
a. Gunakan benih
yang balk dengan daya tumbuh 90-100%
b. Jumlah benih
40-50 kg biji/ha, ditanam 1-2 biji/lubang
c. Cara
penanaman benih, baik di lahan sawah maupun di lahan kering dianjurkan
secara tugal
dengan jarak tanam teratur. Di lahan sawah bekas panen padi
(tanpa
pengolahan tanah), penugalan dapat dilakukan di samping tunggul jerami
padi (Gambar 2).
d. Kedalaman
lubang 3-5 cm, lubang tanam ditutup dengan abu jerami atau tanah.
e. Jarak tanam
anjuran
* 40 x 10 cm ( 2
biji per lubang) dengan populasi 500.000 tanam/ha
* 40 x 15 cm ( 2
biji per lubang) dengan populasi 300.000 tanam/ha
* 50 x 10 cm ( 2
biji per lubang ) dengan populasi 400.000 tanam/ha
f. Untuk
menghindari penyusutan, sebelum ditanam benih dicampur dahulu
dengan
insektisida Marshal 25 ST pola takaran 15 g untuk setiap kg benih.
PEMUPUKAN
a. Takaran pupuk
* Tanah Podzolik
merah kuning (+ PMMG ).
- 0 kg urea
- 75 kg/ha SP -
36
- 50 kg/ha. Kcl
* Tanah Non
Podzolik ( tanpa PMMG )
- 0 kg urea
- 50 kg/ha SP-36
- 50 kg/ha Kcl
* Tanah Podzolik
( tanpa PMMG )
- 50 kg/ha urea
- 150 kg/ha
SP-36
- 50 kg/ha Kcl.
* Tanah Non
Podzolik ( tanpa PMMG ).
- 50 kg/ha urea
- 100 kg/ha
SP-36
- 50 kg/ha Kcl.
b.
Cara Aplikasi Pupuk
* Penempatan
pupuk dengan cara ditugal atau garit dengan jarak 5 cm dari
lubang tanam.
Ketiga jenis pupuk dicampur dan dimasukan ke lubang
tugal atau
garit, selanjutnya ditutup dengan tanah (Gambar 3 dan 4).
Pemupukan dapat
pula dilakukan dengan cara dilarikan (Gambar 5 ).
* Tekstur tanah
ringan/curah hujan tinggi, Seluruh pupuk SP-36, setengah
Urea dan
setengah KCl diberikan pada saat tanam secara tunggal
disekitar lubang
tanam dengan jarak 7 -10 cm, kemudian sisa Urea dan
KC1 diberikan
bersamaan pada saat tanaman berumur 20 - 30 hari,
menjelang
tanaman kedelai berbunga atau sesudah penyiangan.
* Tekstur tanah
berat, Seluruh SP-36 dan KCl serta setengah Urea
diberikan saat
tanam, kemudian Urea yang sisa diberikan menjelang
tanaman
berbunga.
PENYIANGAN
Penyiangan dapat
dilakukan 2 atau 3 kali selama pertumbuhan tanaman.
Penyiangan
pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST, atau tergantung
banyaknya gulma.
Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 40-45
HST. Cara
penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan kored atau pancung,
kemudian tanah ditimbun/dibumbun
ke barisan tanaman (Gambar 6)
PENGENDALIAN
HAMA PENYAKIT
Lalat Bibit (
pada daerah curah hujan tinggi ) :
- Gunakan mulsa
jerami segera setelah tanam untuk menekan lalat bibit
(pada lahan
sawah).
- Gunakan
Marshal 0,5 kg/ha ( sebagai perlakuan benih ) pada areal yang
tidak
menggunakan PMMG.
- Kendalikan
berdasarkan pemantauan : 2 kelompok telur/ 30 rumpun
tanaman, 180
ulat instar 2/30 rumpun atau 10 ekor instar 3/10 rumpun
dan telah
terjadi 25 % kerusakan daun, gunakan insektisida.
- Ambang
pengendalian fase generatif 15 ekor instar 3/10 rumpun,
intensitas
kerusakan >12,5 % , 180 ekor instar 2/30 rumpun.
- Gunakan
insektisida apabila terdapat 20 ulat etiella /10 rumpun, 2 ekor
imago Rhiptortus
/10 rumpun, 2,5 % polong terserang kepik hijau.
- Ambang
pengendalian fase generatif terdapat 15 instar 2/10 rumpun, 10
instar 2/10
rumpun, 10 instar 2/10 rumpun, instar 4-6 kendalikan secara
mekanis,
intensitas serangan pada polong > 2 %.
PENGAIRAN
Pengairan pada
saat tanam dan pemeliharaan harus mencukupi, terutama pada
tanaman di lahan
sawah pada muslin kemarau, agar hasil dan mutu benih memuaskan.
Tanaman kedelai
memerlukan kelembaban tanah yang cukup sejak awal pertumbuhan
hingga
pengisisan polong penuh. Dalam keadaan air terbatas, tanaman diairi minimal
pada awal
pertumbuhan vegetatif, masa pembuangan, masa pembentukan polong dan
masa pengisian
biji.
Di lahan
tegalan, pengairan air pada lahan yang drainasenya buruk dapat
menghambat
pertumbuhan akar dan bintil akar. Selama drainase untuk kondisi seperti
ini, mutlak
harus di buat.
PEMANENAN
Panen sebaiknya
dilakukan pada pagi hari dalam keadaan cuaca cerah (balk).
Cara panen
adalah sebagai berikut :
* Tanda visual
bisa di panen yaitu bila daun kedelai telah rontok, polong berwarna
kering/coklat.
* Memotong
bagian pangkal batang bawah dengan sabit gerigi.
* Hindari panen
dengan cara tanaman di cabut untuk menghindari terbawanya
tanah (kotor).
* Brangkasan
tanaman hasil panen, dikumpulkan ditempat penjemuran
(pengeringan)
dengan diberi alas (terpal atau plastik).
PASCAPANEN
Penanganan
pascapanen untuk perbenihan kedelai mulai dari pengeringan
brangkasan,
pembijian, pengeringan biji, pembersihan dan sortasi, paking, serta
penyimpanan
biji.
Pengeringan
brangkasan
Brangkasan
tanaman dijemur untuk memudahkan perontokan biji.
* Penjemuran
dimulai sejalan dengan berlangsungnya panen. Bila sampai
sore hari belum
kering benar, penjemuran bisa dilanjutkan keesokan
harinya.
Lindungi/tutup brangkasan dengan terpal pada saat malam hari,
untuk
menghindari kelembaban.
* Hindari
pemeraman brangkasan, bila brangkasan tanaman tidak langsung
dijemur dan
dibiarkan lama disimpan, lama menurunkan mutu dan daya
simpan benih.
* Penjemuran
brangkasan, dilakukan hingga kadar air biji kedelai telah
menurun + 13-15%.