Jumat, 11 Mei 2012

JURNAL ASSYFA


PENYAKIT BERCAK DAUN YANG MENYERANG TANAMAN
KACANG TANAH (Arachis hypogaea.L)
IVA FATWA
AGROEKOTEKNOLOGI/4B/4442100267
Departemen Budi Daya Pertanian, Faperta, Universitas Sultan Ageng Tirtayas,Kampus Pakupatan ,
Serang-Banten

ABSTRAK
Toksigenik fungus that normally infects peanuts were Aspergillus flavus, where the toxin called aflatoxin dihhasilkan, acute disturbance of liver cancer due to aflatoxin is that often ended in death (Mehan 1989; Swindale 1989). Peanuts are one of a suitable substrate for the growth and development of molds / fungi.
PENDAHULUAN
Penyakit bercak daun pada kacang tanah (Cercospora aracidicola) merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh jamur. Bercak daun yang terdapat banyak di Penyakit bercak daun pada kacang tanah selalu terdapat pada daun-daun kacang tanah yang menjelang masak. Hal ini sedemikian lazimnya dianggap sebagai keadaan yang biasa, bahkan banyak petani yang masih beranggapan bahwa datangnya penyakit ini menandakan bahwa tanamannya sudah hampir masak.
 Kacang tanah sebagai bahan pangan dapat menjadi substrak yang baik bagi jamur yang menghasilkan mikotoksin. Jamur toksigenik yang biasanya menginfeksi kacang tanah adalah Aspergillus flavus, dimana toksin yang dihhasilkan disebut aflatoksin, Gangguan akut akibat aflatoksin adalah kanker hati yang sering berakhir dengan kematian (Mehan 1989; Swindale 1989). Kacang tanah merupakan salah satu substrat yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan kapang/jamur.
                                             BAHAN DAN METODE
Bahan yang digunakan benih kacang tanah dan menggunakan metode penananam secara langsung dalam polybag tanpa perlakuan pemberian pupuk dan dibiarkan terpapar sinar matahari secara langsung. Dan pengamatan dilakukan secara kontinyu. Sehingga ketika nampak ada perubahan dalam proses pertumbuhan pada tanaman kacang tanah dapat terdeteksi lebih awal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
NO
Nama penyakit
Gejala yang tampak
Tanda yang muncul
1
Bercak daun pada kacang tanah
bercak berbentuk bulat, pada permukaan daun bagian atau berwarna cokelat
Cercospora arachidicola merupakan jamur dalam kelas deuteromycetas yang memiliki tipe parasit fakultatif, biasanya terdapat hifa terasa kasar,
2
Bercak daun pada tanaman kentang
bintik-bintik kecil tak teratur dan berwarna hitam keabu-abuan
sporangium Phytophtora sp. miseliumnya tidak bersekat-sekat, bercabang-cabang, dan banyak mengandung inti


BERCAK KACANG TANAH & PENGENDALIAN (Cercospora aracidicola)

Penyakit yang disebabkan yang disebabkan oleh jamur adalah Cercospora personatum dan Cercospora aracidicola. Meskipun jarang ditemukan, jamur dapat membentuk peritesium. Menurut Dahlan dan Rahma (1985) di Sumatera Barat  stadium sempurna dibentuk pada musim hujan yang sangat lembab. Jamur membentuk askostroma pada kedua permukaan daun , meskipun lebih banyak pada permukaan bawah. Daun membentuk stroma yang padat pada garis tengahnya sampai 130 milimikron. konidiofor untuk dalam jumlah besar pada bercak membentuk rumpun yang rapat, kadang-kadang pada lingkaran-lingkaran sepusat. Berkas letaknya konidium tampak jelas, menebal dan menonjol, dengan lebar 2-3 milimikron. konidium coklat, hijau kebanyak mempunyai warna yang sama dengan konidiofornya, sperti tabung atau seperti gadah terbalik, biasanya lurus atau lengkung, jika dperhatikan dindingnya agak kasar, ujungnya membulat, pangkalnya meruncing pendek dengan hilum yang jelas, bersekat 1-9 biasanya 3-4 tidak menyempit pada sekat Cercospora aracidicola tidak memiliki jumlah yang banyak terdapat daln lebih tidak merugikan dibandingkan dengan Cercosporidium personatum. Cercospora aracidicola Hori dahulu disebut dengan Cercospora arachidis Henn Var Makrospora. Stadium Deighton. Jamur membentuk konidium pada kedua sisi daun, meskipun lebih banyak pada sisi atas. Konidium jamur tersebut mengakibatkan bercak daun dipencarkan oleh angin dan serangga, meskipun angin memegang peranan penting yang jauh lebih besar dibandingkan dengan factor-faktor lainnya. Cercospora aracidicola membutuhkan waktu  23 hari untuk intensitas penyakit agar dapat meningkat 10 kali. Di udara konidium jamur Cercospora aracidicola tersebut lebih banyak pada siang hari. Upaya pengendalian bercak daun pada tanaman kacang tanah. Jamur penyebab bercak daun dapat mempertahankan diri pada sisa-sisa tanaman sakit. Penyakit dapat dikurangi dengan mengadakan pergiliran tanaman yang tepat. Selain itu karena petani menanam kacang tanah secara tidak bersamaan, pertanaman tua selalu menjadi sumber infeksi bagi pertanaman muda di dekatnya. Sebelum menanam, tanaman kacang tanah yang tumbuh liar disekitarnya harus dicabuti. Bercak daun dapat dikendalikan dengan penyemprotan berbagai macam fungisida yang umum. Namun karena rendahnya nilai kacang tanah, peningkatan produksi yang diperoleh sering tidak dapat mengimbangi biaya

pengendalian.



KESIMPULAN DAN SARAN
Dapat simpulkan dari keseluruhan pengamatan kali ini adalah penyakit bercak daun yang menyerang beberapa tanaman kacang-kacangan terutana tanaman kacang tanah terkadang tidak begitu mendapat perhatian lebih dari para petani, karena petani beranggapan bahwa bercak daun yang muncul pada tanaman kacang tanah datangnya penyakit ini menandakan bahwa tanamannya sudah hampir masak. Padahal dari beberapa penelitian bercak daun yang menyerang tanaman kacang tanah Tergantung dari cepat lambatnya timbulnya penyakit, bercak daun dapat mengurangi produksi tanaman kacang tanah hingga 50%. Dalam pengamatan tanaman kacang tanah harus memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya secara kontinyu sehingga apabila terjadi perubahan dalam proses pertumbuhannya dapat segera diatasi.




DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A.R. 2005. Pengelolaan lengas tanah dan umur panen: Pengendalian jamur Aspergillus flavus dan Aflatoksin pada kacang tanah. Risalah Seminar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. P. 207-230

Kasno, A. 2003. Varietas Kacang Tanah Tahan Aspergillus flavus Sebagai Komponen Essensial Dalam Pencegahan Kontaminasi Aflatoksin. Orasi Pengukuhan APU. Puslitbangtan. 61p.
Saleh, N.dan Y. Baliadi. 1993. Penyakit virus pada kacqang tanah dan upaya pengendaliannya. Dalam: Kasno, A.; A.Winarto; Sunardi (Eds.). Kacang Tanah. Monografi Balittan Malang No 12. p.205-224
Supriyatin dan Marwoto. 1993. Hama-hama Penting Pada Kacang Tanah. Dalam: Kasno, A.; A.Winarto; Sunardi (Eds.). Kacang Tanah. Monografi Balittan Malang No 12. p.205-224
Yusdar, H, A. Kasno, N. Saleh. 2004. Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian: Kontribusi Terhadap Ketahanan Pangan dan Perkembangan Tehnologinya. Inovasi Pertanian Tanaman Pangan. Puslitbangtan. P. 95-132




Tidak ada komentar:

Posting Komentar