PENYAKIT
BERCAK DAUN YANG MENYERANG TANAMAN
KACANG
TANAH (Arachis hypogaea.L)
IVA FATWA
AGROEKOTEKNOLOGI/4B/4442100267
Departemen
Budi Daya Pertanian, Faperta, Universitas Sultan Ageng Tirtayas,Kampus
Pakupatan ,
Serang-Banten
ABSTRAK
Toksigenik fungus that normally infects
peanuts were Aspergillus
flavus, where the toxin called aflatoxin dihhasilkan,
acute disturbance of liver cancer due to aflatoxin
is that often ended
in death (Mehan 1989; Swindale 1989). Peanuts
are one of a
suitable substrate for the growth
and development of molds / fungi.
PENDAHULUAN
Penyakit
bercak daun pada kacang tanah (Cercospora aracidicola) merupakan penyakit yang
ditimbulkan oleh jamur. Bercak daun yang terdapat banyak di Penyakit bercak
daun pada kacang tanah selalu terdapat pada daun-daun kacang tanah yang
menjelang masak. Hal ini sedemikian lazimnya dianggap sebagai keadaan yang
biasa, bahkan banyak petani yang masih beranggapan bahwa datangnya penyakit ini
menandakan bahwa tanamannya sudah hampir masak.
Kacang tanah sebagai bahan pangan dapat menjadi substrak yang baik
bagi jamur yang menghasilkan mikotoksin. Jamur toksigenik yang biasanya
menginfeksi kacang tanah adalah Aspergillus flavus, dimana toksin yang
dihhasilkan disebut aflatoksin, Gangguan akut akibat aflatoksin adalah kanker
hati yang sering berakhir dengan kematian (Mehan 1989; Swindale 1989). Kacang
tanah merupakan salah satu substrat yang cocok untuk pertumbuhan dan
perkembangan kapang/jamur.
BAHAN DAN METODE
Bahan
yang digunakan benih kacang tanah dan menggunakan metode penananam secara
langsung dalam polybag tanpa perlakuan pemberian pupuk dan dibiarkan terpapar
sinar matahari secara langsung. Dan pengamatan dilakukan secara kontinyu.
Sehingga ketika nampak ada perubahan dalam proses pertumbuhan pada tanaman
kacang tanah dapat terdeteksi lebih awal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
NO
|
Nama
penyakit
|
Gejala yang tampak
|
Tanda yang muncul
|
1
|
Bercak
daun pada kacang tanah
|
bercak
berbentuk bulat, pada permukaan daun bagian atau berwarna cokelat
|
Cercospora
arachidicola merupakan jamur dalam kelas deuteromycetas yang memiliki tipe
parasit fakultatif, biasanya terdapat hifa terasa kasar,
|
2
|
Bercak
daun pada tanaman kentang
|
bintik-bintik kecil tak teratur
dan berwarna hitam keabu-abuan
|
sporangium Phytophtora sp.
miseliumnya tidak bersekat-sekat, bercabang-cabang, dan banyak mengandung
inti
|
BERCAK
KACANG TANAH & PENGENDALIAN (Cercospora
aracidicola)
Penyakit
yang disebabkan yang disebabkan oleh jamur adalah Cercospora personatum dan Cercospora
aracidicola. Meskipun jarang ditemukan, jamur dapat membentuk peritesium.
Menurut Dahlan dan Rahma (1985) di Sumatera Barat stadium sempurna dibentuk pada musim hujan
yang sangat lembab. Jamur membentuk askostroma pada kedua permukaan daun ,
meskipun lebih banyak pada permukaan bawah. Daun membentuk stroma yang padat
pada garis tengahnya sampai 130 milimikron. konidiofor untuk dalam jumlah besar
pada bercak membentuk rumpun yang rapat, kadang-kadang pada lingkaran-lingkaran
sepusat. Berkas letaknya konidium tampak jelas, menebal dan menonjol, dengan
lebar 2-3 milimikron. konidium coklat, hijau kebanyak mempunyai warna yang sama
dengan konidiofornya, sperti tabung atau seperti gadah terbalik, biasanya lurus
atau lengkung, jika dperhatikan dindingnya agak kasar, ujungnya membulat,
pangkalnya meruncing pendek dengan hilum yang jelas, bersekat 1-9 biasanya 3-4
tidak menyempit pada sekat Cercospora
aracidicola tidak memiliki jumlah yang banyak terdapat daln lebih tidak
merugikan dibandingkan dengan Cercosporidium
personatum. Cercospora aracidicola Hori
dahulu disebut dengan Cercospora
arachidis Henn Var Makrospora. Stadium Deighton. Jamur membentuk konidium
pada kedua sisi daun, meskipun lebih banyak pada sisi atas. Konidium jamur
tersebut mengakibatkan bercak daun dipencarkan oleh angin dan serangga,
meskipun angin memegang peranan penting yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan factor-faktor lainnya. Cercospora
aracidicola membutuhkan waktu 23
hari untuk intensitas penyakit agar dapat meningkat 10 kali. Di udara konidium
jamur Cercospora aracidicola tersebut
lebih banyak pada siang hari. Upaya pengendalian bercak daun pada tanaman
kacang tanah. Jamur penyebab bercak daun dapat mempertahankan diri pada
sisa-sisa tanaman sakit. Penyakit dapat dikurangi dengan mengadakan pergiliran
tanaman yang tepat. Selain itu karena petani menanam kacang tanah secara tidak
bersamaan, pertanaman tua selalu menjadi sumber infeksi bagi pertanaman muda di
dekatnya. Sebelum menanam, tanaman kacang tanah yang tumbuh liar disekitarnya
harus dicabuti. Bercak daun dapat dikendalikan dengan penyemprotan berbagai
macam fungisida yang umum. Namun karena rendahnya nilai kacang tanah,
peningkatan produksi yang diperoleh sering tidak dapat mengimbangi biaya
pengendalian.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Dapat
simpulkan dari keseluruhan pengamatan kali ini adalah penyakit bercak daun yang
menyerang beberapa tanaman kacang-kacangan terutana tanaman kacang tanah
terkadang tidak begitu mendapat perhatian lebih dari para petani, karena petani
beranggapan bahwa bercak daun yang muncul pada tanaman kacang tanah datangnya penyakit ini menandakan
bahwa tanamannya sudah hampir masak. Padahal dari beberapa penelitian bercak
daun yang menyerang tanaman kacang tanah Tergantung dari cepat lambatnya
timbulnya penyakit, bercak daun dapat mengurangi produksi tanaman kacang tanah
hingga 50%. Dalam pengamatan tanaman kacang tanah harus memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangannya secara kontinyu sehingga apabila terjadi perubahan
dalam proses pertumbuhannya dapat segera diatasi.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, A.R. 2005. Pengelolaan lengas tanah dan umur panen: Pengendalian jamur Aspergillus flavus dan Aflatoksin pada kacang tanah. Risalah Seminar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. P. 207-230
Kasno,
A. 2003. Varietas Kacang Tanah Tahan Aspergillus flavus Sebagai Komponen
Essensial Dalam Pencegahan Kontaminasi Aflatoksin. Orasi Pengukuhan APU.
Puslitbangtan. 61p.
Saleh,
N.dan Y. Baliadi. 1993. Penyakit virus pada kacqang tanah dan upaya
pengendaliannya. Dalam: Kasno, A.; A.Winarto; Sunardi (Eds.). Kacang
Tanah. Monografi Balittan Malang No 12. p.205-224
Supriyatin
dan Marwoto. 1993. Hama-hama Penting Pada Kacang Tanah. Dalam: Kasno,
A.; A.Winarto; Sunardi (Eds.). Kacang Tanah. Monografi Balittan Malang No 12.
p.205-224
Yusdar,
H, A. Kasno, N. Saleh. 2004. Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian: Kontribusi
Terhadap Ketahanan Pangan dan Perkembangan Tehnologinya. Inovasi Pertanian
Tanaman Pangan. Puslitbangtan. P. 95-132
Tidak ada komentar:
Posting Komentar