Kamis, 14 Juni 2012

Teknik Produksi Benih


PENYIAPAN LAHAN
Lahan sawah
a. Tanpa pengolahan tanah
* Di lahan sawah, penanaman kedelai setelah panen padi dapat dilakukan
tanpa pengolahan tanah.
* Tanah cukup lembab. Usahakan begitu padi dipanen, segera tanam atau
paling lambat jangan melebihi 3 (tiga) hari setelah padi di panen.
PEMILIHAN LAHAN
Pemilihan lahan untuk penangkaran benih kedelai, hendaknya disesuaikan
dengan masa tanam di masing-masing lokasi penanaman (Agroekologi spesifik), yaitu:
* Lahan tegalan awal musim hujan (MH I)
* Lahan tegalan akhir musim hujan (MH II)
* Lahan sawah awal musim kemarau (MK I)
* Lahan sawah akhir musim kemarau (MK II)
Mengingat mutu benih kedelai yang dihasilkan dari penanaman awal musim hujan
biasanya kurang baik, disarankan menanam kedelai untuk pembenihan dilaksanakan
pads saat akhir musim hujan di lahan tegal (MH II) atau menjelang musim kemarau di
lahan sawah (MK I dan MK II).
Pemilihan lahan juga harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
* Tanahnya cukup subur/gemuk, dengan tingkat kesuburan sedang sampai baik.
* Pengairan cukup dan atau dibuat saluran-saluran drainase yang baik.
* Mudah/terdapat sarana angkutan.
* Tanah untuk pertanaman benih hendaknya bukan bekas tanaman kedelai
sebelumnya agar percampuran varietas dapat dihindarkan.
* Sebaiknya pemilihan lahan tersebut, sudah sesuai dengan persyaratan sertifikasi
benih untuk menjamin kelulusan lapang oleh BPSB (Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih).
* Lahan bersih dari gulma dan jerami dibabat (dipotong) sampai dekat ke
permukaan tanah
* Buat petakan dengan lebar petak 2-3 meter, dan jarak saluran antar-petak 25-30
cm dengan kedalaman 25-30 cm. Panjang petakan tergantung dari luas panjang
petakan (Gambar 1).
b. Dengan pengolahan tanah
* Apabila tanah kering (jangka lama sejak padi dipanen ), sebaiknya
dilakukan pengolahan tanah sempurna (2 x bajak, 1 x perataan)
* Sebelum tanah diolah sempurna, dibuat petakan dengan ukuran 2-3
meter dan panjang 10-15 meter. Jarak antar-petak dan kedalaman
saluran 25-30 cm.
Lahan Tegalan
* Di lahan tegalan / kering, penyiapan lahan sebaiknya dilakukan pengolahan
tanah terlebih dahulu
* Tanah diolah dengan bajak 2x dan perataan
* Membuat petakan atau bedengan dengan lebar petak 2-3 m, dan panjang petak
10-15 m.
* Membuat saluran antar-petak dengan lebar dan kedalaman saluran 25-30 cm.
* Inokulasi pupuk Mikroba (PMMG)
- 3 g/kg benih (1 bungkus PMMG untuk 8-10 kg/benih
- Basahi benih dengan air bersih sebelum PMMG dicampur pada benih
- Pencampuran benih dengan PMMG dilakukan secara bertahap (setiap
bungkus 8-10 kg benih) agar benih yang telah diinokulasi segera habis
tertanam.
- Lubang tanam ditutup segera setelah tanam agar tidak terkena sinar
matahari dan tidak boleh menggunakan fungisida.
- Prioritas penggunaan PMMG pada areal bukaan baru dan areal kedelai
yang belum terjadi pembintilan (modul) efektif.
POLA TANAM
Lahan Sawah
a. Masa Tanam
* (MK 1, awal musim kemarau)
* (MK 11, akhir musim kemarau)
b. Pola tanam
Di lahan sawah, musim tanam kedelai mengikuti pola rotasi berikut:
* Padi - Padi - Kedelai
* Padi - Kedelai - Kedelai
* Padi - Jagung - Kedelai
* Padi - Kacang tanah - Kedelai
Lahan Tegalan
a. Masa tanam
* Sebaiknya menanam kedelai , pembenihan dilakukan pada akhir musim
hujan (MH 11 ).
b. Pola tanam
* Jagung/Kacang tanah - Kedelai
* Padi gogo - Kedelai
* Kacang tanah - Kedelai
TANAM DAN JARAK TANAM
a. Gunakan benih yang balk dengan daya tumbuh 90-100%
b. Jumlah benih 40-50 kg biji/ha, ditanam 1-2 biji/lubang
c. Cara penanaman benih, baik di lahan sawah maupun di lahan kering dianjurkan
secara tugal dengan jarak tanam teratur. Di lahan sawah bekas panen padi
(tanpa pengolahan tanah), penugalan dapat dilakukan di samping tunggul jerami
padi (Gambar 2).
d. Kedalaman lubang 3-5 cm, lubang tanam ditutup dengan abu jerami atau tanah.
e. Jarak tanam anjuran
* 40 x 10 cm ( 2 biji per lubang) dengan populasi 500.000 tanam/ha
* 40 x 15 cm ( 2 biji per lubang) dengan populasi 300.000 tanam/ha
* 50 x 10 cm ( 2 biji per lubang ) dengan populasi 400.000 tanam/ha
f. Untuk menghindari penyusutan, sebelum ditanam benih dicampur dahulu
dengan insektisida Marshal 25 ST pola takaran 15 g untuk setiap kg benih.
PEMUPUKAN
a. Takaran pupuk
* Tanah Podzolik merah kuning (+ PMMG ).
- 0 kg urea
- 75 kg/ha SP - 36
- 50 kg/ha. Kcl
* Tanah Non Podzolik ( tanpa PMMG )
- 0 kg urea
- 50 kg/ha SP-36
- 50 kg/ha Kcl
* Tanah Podzolik ( tanpa PMMG )
- 50 kg/ha urea
- 150 kg/ha SP-36
- 50 kg/ha Kcl.
* Tanah Non Podzolik ( tanpa PMMG ).
- 50 kg/ha urea
- 100 kg/ha SP-36
- 50 kg/ha Kcl.
b. Cara Aplikasi Pupuk
* Penempatan pupuk dengan cara ditugal atau garit dengan jarak 5 cm dari
lubang tanam. Ketiga jenis pupuk dicampur dan dimasukan ke lubang
tugal atau garit, selanjutnya ditutup dengan tanah (Gambar 3 dan 4).
Pemupukan dapat pula dilakukan dengan cara dilarikan (Gambar 5 ).
* Tekstur tanah ringan/curah hujan tinggi, Seluruh pupuk SP-36, setengah
Urea dan setengah KCl diberikan pada saat tanam secara tunggal
disekitar lubang tanam dengan jarak 7 -10 cm, kemudian sisa Urea dan
KC1 diberikan bersamaan pada saat tanaman berumur 20 - 30 hari,
menjelang tanaman kedelai berbunga atau sesudah penyiangan.
* Tekstur tanah berat, Seluruh SP-36 dan KCl serta setengah Urea
diberikan saat tanam, kemudian Urea yang sisa diberikan menjelang
tanaman berbunga.
PENYIANGAN
Penyiangan dapat dilakukan 2 atau 3 kali selama pertumbuhan tanaman.
Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15 HST, atau tergantung
banyaknya gulma. Penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 40-45
HST. Cara penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan kored atau pancung,
kemudian tanah ditimbun/dibumbun ke barisan tanaman (Gambar 6)
PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT
Lalat Bibit ( pada daerah curah hujan tinggi ) :
- Gunakan mulsa jerami segera setelah tanam untuk menekan lalat bibit
(pada lahan sawah).
- Gunakan Marshal 0,5 kg/ha ( sebagai perlakuan benih ) pada areal yang
tidak menggunakan PMMG.
- Kendalikan berdasarkan pemantauan : 2 kelompok telur/ 30 rumpun
tanaman, 180 ulat instar 2/30 rumpun atau 10 ekor instar 3/10 rumpun
dan telah terjadi 25 % kerusakan daun, gunakan insektisida.
- Ambang pengendalian fase generatif 15 ekor instar 3/10 rumpun,
intensitas kerusakan >12,5 % , 180 ekor instar 2/30 rumpun.
- Gunakan insektisida apabila terdapat 20 ulat etiella /10 rumpun, 2 ekor
imago Rhiptortus /10 rumpun, 2,5 % polong terserang kepik hijau.
- Ambang pengendalian fase generatif terdapat 15 instar 2/10 rumpun, 10
instar 2/10 rumpun, 10 instar 2/10 rumpun, instar 4-6 kendalikan secara
mekanis, intensitas serangan pada polong > 2 %.
PENGAIRAN
Pengairan pada saat tanam dan pemeliharaan harus mencukupi, terutama pada
tanaman di lahan sawah pada muslin kemarau, agar hasil dan mutu benih memuaskan.
Tanaman kedelai memerlukan kelembaban tanah yang cukup sejak awal pertumbuhan
hingga pengisisan polong penuh. Dalam keadaan air terbatas, tanaman diairi minimal
pada awal pertumbuhan vegetatif, masa pembuangan, masa pembentukan polong dan
masa pengisian biji.
Di lahan tegalan, pengairan air pada lahan yang drainasenya buruk dapat
menghambat pertumbuhan akar dan bintil akar. Selama drainase untuk kondisi seperti
ini, mutlak harus di buat.
PEMANENAN
Panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari dalam keadaan cuaca cerah (balk).
Cara panen adalah sebagai berikut :
* Tanda visual bisa di panen yaitu bila daun kedelai telah rontok, polong berwarna
kering/coklat.
* Memotong bagian pangkal batang bawah dengan sabit gerigi.
* Hindari panen dengan cara tanaman di cabut untuk menghindari terbawanya
tanah (kotor).
* Brangkasan tanaman hasil panen, dikumpulkan ditempat penjemuran
(pengeringan) dengan diberi alas (terpal atau plastik).
PASCAPANEN
Penanganan pascapanen untuk perbenihan kedelai mulai dari pengeringan
brangkasan, pembijian, pengeringan biji, pembersihan dan sortasi, paking, serta
penyimpanan biji.
Pengeringan brangkasan
Brangkasan tanaman dijemur untuk memudahkan perontokan biji.
* Penjemuran dimulai sejalan dengan berlangsungnya panen. Bila sampai
sore hari belum kering benar, penjemuran bisa dilanjutkan keesokan
harinya. Lindungi/tutup brangkasan dengan terpal pada saat malam hari,
untuk menghindari kelembaban.
* Hindari pemeraman brangkasan, bila brangkasan tanaman tidak langsung
dijemur dan dibiarkan lama disimpan, lama menurunkan mutu dan daya
simpan benih.
* Penjemuran brangkasan, dilakukan hingga kadar air biji kedelai telah
menurun + 13-15%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar